Jumat, 10 Februari 2012

pertahanan tubuh terhadap infeksi


kInfeksi adalah suatu kondisi penyakit akibat masuknya kuman pathogen atau mikroorganisme lain ke dalam tubuh sehingga menimbulkan gejala tertentu. Apabila pada suatu jaringan terdapat jejas akibat trauma, bakteri, panas, ataupun bahan kimia, pada jaringan tersebut akan terjadi perubahan sekunder yang disebut peradangan.

A.    Mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi

Normalnya, individu memiliki mekanisme pertahanan yang akan melindungi tubuh dari infeksi. Mekanisme pertahanan tersebut digolongkan menjadi dua yaitu :
1.      Nonspesifik
Meliputi barier anatomis dan fisiologis serta respons inflamasi.
a.       Barier anatomis dan fisiologis
Kulit dan membrane mukosa yang utuh merupakan garis pertahanan pertama terhadap mikroorganisme. Sekresi normal yang bersifat asam pada kulit dapat mencegah pertumbuhan bakteri.
b.      Respons inflamasi
Inflamasi adalah status respons pertahanan yang sifatnya local dan nonspesifik terhadap agens infeksius. Respons ini dicirikan dengan 5 tanda yaitu nyeri, bengkak, kemerahan, panas, dan kerusakan fungsi pada bagian tersebut. Agens penyebab cedera dikategorikan menjadi agens fisik, agens kimia, dan mikroorganisme. Secara umum respons inflamasi dibagi atas 3 tahap yaitu, respons vascular dan seluler, produksi eksudat, dan fase perbaikan.

2.      Spesifik (imun)
Pertahanan tubuh yang spesifik terhadap kuman penyakit berlangsung melalui system imun. Respons imun terdiri atas dua komponen yaitu :
a.       Imunitas humoralrespons pertahanan ini utamanya melawan fase ekstraseluler dari infeksi bakteri dan infeksi virus. Ada dua jenis imunitas utama yaitu, imunitas aktif dan imunitas pasif. Pada imunitas aktif, hospes memproduksi antibody sebagai respons terhadap antigen alami atau antigen buatan. Imunitas pasif, hospes menerima antibody alami atau buatan yang dihasilkan sumber lain.
b.      Imunitas seluler
Imunitas seluler berlangsung melalui system sel T. saat terpajan antigen, jaringan limfoid melepaskan sejumlah besar sel T teraktivasi ke dalam system limfe yang kemudian akan dilepaskan ke sirkulasi umum. Ada 3 kelompok besar sel T yaitu :
·         Sel T helper
·         Sel T sitotoksin
·         Sel T supresor
Jika imunitas termediasi sel hilang, misalnya pada kasus HIV, individu akan rentan terhadap infeksi virus, bakteri, dan jamur.


B.     Upaya pencegahan infeksi

Untuk mencegah penyebaran dan perluasan infeksi penting sekali agar kita memutus mata rantainya. Upaya pencegahan melalui kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitasi. Kegiatan promotif berupa penyuluhan kesehatan, perbaikan gisi, personal hygiene, dan perhatian khusus terhadap penyakit. Salah satu upaya terpenting adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh melalui imunisasi. Tanggung jawab perawat dalam pencegahan infeksi antara lain :
1.      Mendidik individu agar terhindar dari infeksi
2.      Membiasakan diri mencuci tangan
3.      Mencegah penyebaran kuman penyakit melalui tindakan disinfektan dan sterilisasi peralatan rumah sakit

1 komentar: